Telegrafi

6/recent/ticker-posts

FCR PENENTU KEBERHAHASILAN BUDIDAYA IKAN



 

A.     PENDAHULUAN

Salah satu hambatan dalam bisnis budidaya ikan adalah tingkat daya tahan yang rendah dan laju perkembangan ikan yang agak lamban, kondisi system budidaya yang stress, kualitas habitat yang buruk dan manajemen pakan yang buruk. Salah satu upaya untuk mengatasi tersebut maka perlu dilakukan yaitu agar daya tahan dan tingkat perkembangan yang rendah adalah dengan memberikan pakan yang tepat baik ukuran, jumlah, maupun kandungan gizi pakan. Salah satu penyebab kondisi ini adalah pemeliharaan  yang stabil. Begitu pula dengan perawatan yang kurang baik menyebabkan laju perkembangan benih ikan menjadi lambat. Hal ini karena pengaruh manfaat pencernaan akan mempengaruhi daya tahan tubuh dan kecepatan perkembangan benih akan mempengaruhi terciptanya panen/produksi ikan.

Mutu dari  FCR biasanya digunakan sebagai patokan apakah pembudidaya ikan yang diusahakan dalam pembesaran ikan memberikan hasil menguntungkan atau bahkan sebaliknya merugikan bagi pelaku utama, metode dalam budidaya memegang peranan sangat terpenting dalam menentukan ukuran FCR. Beberapa kesalahan teknis ini diyakini bertanggung jawab atas peningkatan FCR dalam membudidaya ikan.

Kontrol pakan yang tepat akan berperan dalam pertumbuhan yang paling cocok dari komoditas ikan yang dipelihara, FCR rendah, di dasar kolam, maupun keramba di dasar sungai  yang airnya sehat, kualitas air stabil, dan menurunkan biaya produksi. Harga rasio konversi pakan (FCR) merupakan tercermin dari pengelolaan pakan yang tepat dan ramah lingkungan. Budidaya ikan yang ekstensif dengan ukuran FCR biasanya 1,4, ini berarti bahwa 1,4 kg pakan basah menghasilkan 1 kg udang berat basah. Harga FCR maksimum yang didambakan dengan menggunakan pembudidaya adalah 1.1-1.2.

Kemampuan untuk mengefisiensi jumlah pakan yang menjadi bobot cara menghasilkan pendapatan/keuntungan yang besar. FCR juga merupakan patokan dari kualitas pakan yang memuaskan, kapasitas pelaku utama pembudiya ikan untuk mengelola pakan dan kesehatan ikan, di samping efisiensi harga yang digunakan untuk pakan. Penurunan FCR, penurunan biaya pakan yang dikeluarkan untuk menghasilkan 1kg daging. Secara lebih luas, pencapaian kinerja pakan dapat berimplikasi pada kinerja sistem budidaya serta kapasitas efisiensi biologis yang terkait dengan dampak lingkungan.

FCR (Food Conversion Ratio) ialah rasio antara berat pakan yang telah disebarkan kepada komoditas ikan tertentu dalam siklus periode tertentu dengan berat absolut (biomassa) yang di produksinya. Beratnya pakan yang digunakan merupakan akibat dari menebar benih dari awal budidaya hingga panen. FCR dicirikan sebagai estimasii, praktis apakah  komoditas ikan yang dipelihara  dapat mengubah umpan/pakan menjadi bobot ikan.

B.       PENYEBAB FCR TINGGI

Efisiensi pakan dapat diketahui jika memperhatikan beberapa unsur, antara lain pengambilan sampel komoditas ikan yang dipelihara menggunakan anco setiap hari dengan menggunakan pembudidaya. Nilai FCR yang berlebihan dapat disebabkan oleh hal-hal berikut:

1.    Suhu Kolam Tinggi.

suhu tinggi membuat metabolisme  dalam tubuh ikan meningkat. Suhu air yang berlebihan merangsang pendekatan metabolisme yang lebih cepat dan meningkatkan harga asupan pakan. Komoditas ikan tawar yang dipelihara akan memakan lebih banyak, tetapi sayangnya hanya sedikit  yang diserap oleh tubuh ikan. Ketidaksesuaian pakan dengan jenis komoditas.

2.    Pemberian Pakan Harus Disesuaikan Dengan Jenis Komoditas ikan.

Sebagai contoh, seperti pada ikan air tawar, ikan nila membutuhkan kandungan protein yang lebih tinggi daripada ikan patin, namun biasanya pakan dengan kadar protein yang berlebihan juga dilakukan pada ikan patin. Pemberian pakan ikan patin berprotein tinggi dapat mengakibatkan penurunan kualitas air budidaya karena pakan tidak selalu dimakan oleh ikan mas. pemilihan pakan dengan bahan kandungan protein di bawah 30% cukup ideal untuk digunakan dalam budidaya ikan patin, dimana kebutuhan protein ikan patin terpenuhi dan tidak mencemari lingkungan sekitar.

3.    Memberi Pakan Berlebihan

Overfeeding pasti akan meningkatkan biaya FCR. Pada kenyataannya, paling efektif sekitar 85% dari pakan diserap dengan oleh ikan,  sementara alternatif 15% mengendap di bagian dasar kolam bawah air. Sama halnya dengan meningkatkan FCR, pemberian pakan yang berlebihan juga menyebabkan sisa pakan di perairan yang mungkin beracun dan menyebabkan penyakit.

4.    Arus Air Cepat

Air arus terlalu cepat yang dihasilkan oleh kincir angin di kolam akan mengurangi kinerja pakan karena pakan dibawa dengan menggunakan teknologi mutakhir sehingga menjadi sulit didapat dan tidak selalu dimakan oleh ikan. arus air yang berlebihan ini bisa timbul karena penempatan kincir/aerator yang salah. Pemberian pakan secara konvensional dengan cara mengelilingi kolam dan mematikan sebagian kincir dapat menjadi salah satu cara untuk mencegah arus air yang berlebihan. kehilangan aerasi Oksigen merupakan aspek penting dalam teknik fisiologis dan metabolisme. Penambahan aerasi bertujuan untuk meningkatkan kadar oksigen terlarut di dalam kolam. Sehingga ikan untuk membantu efisiensi pakan.

C.       KUALITAS FCR YANG IDEAL

Nilai FCR antar spesies dan ukuran ikan berfluktuasi. FCR keseluruhan untuk udang adalah antara 1,2 - 1,5. Semakin rendah harga FCR, semakin besar manfaat yang diperoleh. Pada ikan, FCR yang layak adalah antara 1,5-2. FCR tidak disarankan untuk melampaui  2, untuk kecukupan dan keekonomisan  budidaya ikan. Pada ikan lele atau nila FCR bisa mencapai 1,8 atau lebih rendah. Sedangkan untuk ikan lele, nilai transformasi pakan adalah 1,0-1,2. Nilai FCR bisa di bawah 1, dengan asumsi ikan dalam kolam yang berisi banyak makanan normal. Ikan bisa makan baik dari alam maupun pelet.

Bagaimanapun, sangat sulit untuk mencapai FCR < 1 karena ikan juga perlu melibatkan pakan untuk pencernaan, penyerapan, pernapasan, rangsangan panas, osmoregulasi, energi, dan latihan kehidupan lainnya. FCR akan berfluktuasi berdasarkan spesies, ukuran, aktifitas ikan, parameter lingkungan, dan sistem budidaya.

. Rumus FCR

FCR = (Total pakan yang diberikan (kg))/(Total bobot ikan (kg))

Metode untuk melatih perhitungan FCR

Menjelang akhir budidaya ikan lele waktu diperlukan panen, saat diperoleh bobot terakhir 200 kg. Selama jangka waktu pembesaran, menghabiskan 280 kg pakan.

Berapa banyak pakan yang digunakan untuk membuat 1 kg daging ikan yang diproduksi/panen?

FCR = (Total pakan yang diberikan (kg))/(Total bobot ikan (kg))

FCR= 280kg/200kg           

FCR = 1,4

b. jika setiap kg pakan dijual seharga Rp.10.000/kg, berapa biaya produksi untuk menghasilkan 1kg daging ikan?

               Biaya pakan = jumlah pakan untuk menghasilkan 1kg daging (FCR) x harga pakan

                        = 1,4kg  x Rp.10.000

                        = Rp. 14.000

Kaitan FCR dan biaya produksi antara FCR, kualitas pakan, dan biaya produksi sangat berkaitan.

D.       MANEJEMEN RASIO KONVERSI PAKAN

Dalam budidaya ikan, khususnya ikan air tawar, Feed Conversion Ratio (FCR) merupakan salah satu kunci keberhasilan budidaya ikan. Jika Anda dapat mengurangi FCR, biaya operasional Anda akan lebih ringan dan peternak akan mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi. Untuk mendapatkan harga FCR yang rendah, beberapa faktor yang harus dipikirkan.

1.    Kandungan mutu pakan sesuai dengan kebutuhan ikan

Jika kondisi ini saja tidak dapat dipenuhi, dapat menyebabkan peningkatan harga FCR. Dimana salah satunya, pakan tidak dimakan sehingga dapat merugikan kualitas system budidaya yang buruk dan mempengaruhi terjadinya penyakit.

2.   Kandungan Mutu Nutrisi Pakan

Kandungan dari sumber pakan ikan tak ideal akan  mengalami perkembangannya terhambat. Faktor lainnya adalah strategi pemeliharaan, yang juga secara signifikan mempengaruhi nilai FCR. Dengan asumsi pemeliharaan ikan umumnya dikendalikan melalui anco, maka prakiraan pemeliharaan ikan dapat dilakukan untuk mendapatkan FCR yang rendah.  Dengan penggunaan mesin autofeeder juga dapat mengurangi harga FCR. Karena, dengan mesin ini,

3.  Ahli/teknisi dalam pembudidaya ikan.

Dimana seorang ahli bagi dalam membudidaya ikan berperan dalam mengarahkan dan mengamati informasi atau menjaga interaksi. Seorang ahli yang baik akan terus memeriksa menggunakan anco dalam waktu tertentu, dan dapat memperkirakan kapan pakan ikan dapat ditambah atau dikurangi. pelaku utama dari pembudidaya masalah khusus yang terampil diperlukan dalam melengkapi pola  pemeliharaan di kolam ikan. Nilai FCR yang rendah, pembudidaya utama harus memahami para ahli tentang keadaan ekologi danau, kondisi ikan, dan kondisi air di kolam sehingga jaminan pemeliharaan dapat dilakukan dengan akurat. Angka FCR juga bisa menjadi petunjuk bahwa pelaksanaan feed yang dilakukan para eksekutif oleh para profesional itu benar atau tidak. Jika esteem FCR tinggi dan tidak sesuai dengan figur ciptaan, maka pada saat itu bisa terjadi kesalahan dalam pemeliharaan. Untuk sementara, dengan asumsi FCR ideal mencapai 1,2 - 1,4, ini mengisaratkan manajemen pakan bekerja dengan baik.

4.        Feed Aditif

Penambahan untuk menyerapnya nutrisi pakan untuk menekan FCR yang mempengaruhi produktivitas, juga dikenal sebagai penurunan biaya produksi. Salah satunya yang banyak dilakukan oleh pembudidaya ikan adalah penggunaan bahan tambah pakan dalam pakan ikan.

Bahan Feed Aditif adalah pembuatan bahan-bahan tertentu atau campuran bahan-bahan yang secara teratur digunakan dalam membuat pakan ikan yang sengaja ditambahkan ke bagian pakan ikan untuk memperluas manfaat pakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ikan. penataan bahan tambah pakan sebagai salah satu Standar Operasional Prosedur (SOP) strategi pengembangan.

Dalam metode budidaya ikan, dengan mempertimbangkan kebutuhan pakan ikan, keadaan perkembangan, dan biaya yang dipermasalahkan, pembudidaya ikan dapat menyimpulkan zat tambahan pakan apa yang harus diberikan. Misalnya, untuk pembudidaya ikan, tentu saja, penambahan bahan-bahan tertentu seperti asam L-askorbat dan pemberian multivitamin seperti omegaprotein dimaksudkan untuk memperkuat daya tahan tubuh ikan dan meningkatkan nafsu makan ikan.

Daftar Pustaka:

Anonim, 2018. FCR (Food Convertion Ratio / Rasio Konversi Pakan) dalam Perikanan.                  diakses melalui http://www.catatandokterikan.com/2018/10/fcr-food-convertion-ratio-             rasio.html.pada Tanggal 9 April 2022.

Waluyo  Tri Nonot, 2018. Berbagai Cara Menekan FCR. diakses melalui                                                http://trobosaqua.com/detail-berita/2018/08/15/41/10626/nonot-tri-waluyo-berbagai-             cara-menekan-fcr pada Tanggal 9 April 2022

Zulfikar  Gayuh Wildan, 2021. Berapa FCR anda?. diakses melalui         https://webcache.googleusercontent.com/searchq=cache:uo4bYGBRJQJ:https://app.jala.tec  h/kabar_udang/27+&cd=15&hl=id&ct=clnk&gl=id. pada Tanggal 9 April 2022.


Informasi Lebih Lanjut dapat Menghubungi:
Informasi  Lebih  Lanjut  didapat Pada Kelompok Jabatan Fungsional (KJF)
Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kab. Banjar
Jl. A. Yani No 22c Telp 0511-4721634 Martapura KP 70613.
Contact Person:
TEGUH MARTADINATA
 email: marta1di2nata@gmail.com


FCR PENENTU KEBERHAHASILAN BUDIDAYA IKAN






Posting Komentar

0 Komentar