1. PENDAHULUAN
Peralihan iklim yang ekstrim ditandai oleh curah hujan yang tinggi dalam beberapa awal tahun ini, hal ini dikenal dengan La Nina menyebabkan curah hujan di Indonesia meningkat. Seberapa dahsyat dampaknya bergantung dari derajat fenomena itu, apakah lemah, sedang, atau berat dampak yang terjadi juga keberadaan di Kecamatan Amuntai Tengah dan Amuntai Utara, Kabupaten Hulu Sungai Utara secara umumnya pada Provinsi Kalimatan Selatan.
Kesulitan
dan permasalahan yang sering dihadapi oleh para pelaku utama perikanan
bahwasanya usaha bidang perikanan khususnya membudidayakan ikan nila pada saat musim hujan akan berpengaruh kepada suhu,
kualitas air, suplai oksigen yang kurang dan pemberian takaranya pakan yang
tepat yang tidak bisa dikontrol. Pada pemeliharaan
keramba ikan di sungai adalah dalam hal pengendalian mutu air sebagai tempat
hidup ikan. Di keramba sungai, terkait jika mutu air
sungai kurang bagus maka tidak dapat diperbaiki dengan berbagai cara, misalnya dengan
pemberian pupuk, pemberian kapur, penggantian air dan sebagainya, disebabkan sumber air mengalir yang didapatkan dari sungai tidak bisa terkontrol.
Dampak curah hujan akan berpengaruh terhadap risikonya juga ada yaitu jika air sungai keruh atau mengandung banyak kotoran atau membawa penyakit, maka sulit sekali bagi untuk mengendalikannya bagi pelaku utama perikanan. Pembudidaya keramba ikan di sungai khususnya komoditas ikan nila merupakan menarik dan menyenangkan untuk dibudidayakan, karena komoditas primadona dari harga pasaran yang menguntungkan dan produk makanannya yang mudah dari daginya yang tebal dan enak banyak disukai oleh konsumen.
Selama dalam pemeliharaan ikan nila pada keramba sungai di pada saat musim penghujan maupun setelah hujan terjadinya kendala yang dihadapi baik di awal, tengah ataupun akhir budidaya ikan nila. Masalah yang sering terjadi adalah ikan nila tidak ingin makan, ikan nila lambat besarnya, ataupun mungkin ikan nila tiba-tiba saja mati sendiri.
Penyebab Ikan nila mati di pelihara pada saat keramba di sungai setelah mengalami hujan adalah kandungan air hujan mengalami keasaman, sehingga pH air semakin kurang baik untuk saat dibudidayakan ikan nila dan air yang mengalir di sungai. Untuk ikan-ikan nila besar biasanya akan terkena penyakit luka pada sisiknya. Di saat musim hujan, hama penyakit banyak yang datang dan mengancam kematian ikan nila. Inilah disebabkan bahwa ikan nila di budidayakan di keramba sungai banyak yang mati mendadak di saat waktu hujan.
Penyebabnya curah hujan yang ekstrim maka air hujan yang besar disertai angin serta petir maka akan membuat ikan nila stres, karena stress ini ikan berdampak terjadinya kehilangan rasa nafsu makannya dan tiba-tiba saja setelah hujan ikan-ikan nilanya mengambang dan mati.
Karamba sungai tempata/wadah membudidayakan ikan nila di tempat terbuka (perairan umum) maka kita tidak dapat mengubah mutu air. hanya dapat menggunakan air apa adanya. Keberadaan karamba sungai airnya mengalir sesuai dengan kecepatan aliran air sungai, atau sedikit lebih lambat alirannya jika di dalam karamba. Dengan demikian apabila saat musim hujan maka kotoran ikan yang ada di dalam karamba tidak dapat terbuang keluar mengikuti aliran sungai, sehingga memparah keadaan.
Tujuan dari folder menguraikan permasalahan dan kendala dampak dari la nina (curah hujan extrim) dan bagaimana cara penanganannya budidaya ikan nila dipelihara di keramba pada perairaan sungai.
2. MEMILIH BENIH IKAN NILA YANG BAIK
Dalam memilih benih kan nila untuk pembesaran di keramba sungai perlu diperhatikan diantaranya ciri-ciri umum untuk benih ikan nila yang berkualitas baik antara lain sebagai berikut ukuran dan bentuk tubuh benih ikan seragam, Benih terlihat aktif dan gesit, Tidak cacat atau luka, Tidak berpenyakit.
Untuk pembesaran ikan Nila, yang dibutuhkan adalah benih Ikan Nila yang baik. Bentuk fisik dari benih Ikan Nila yang baik adalah badannya bulat dan lebih besar dari kepalanya. Benih Ikan Nila untuk pembesaran biasanya berusia 2 bulan dengan ukuran 2 jari dewasa, sekitar 3-4 cm. Tidak masalah berapa banyak benih ikan Nila yang akan ditebar ke dalam keramba di sungai. Diharapkan akan lebih tahan terhadap kondisi mutu air sungai yang bisa berubah-ubah pada saat musim hujan. Dengan menggunakan benih yang lebih besar maka ikan bisa lebih cepat dipanen sehingga tidak perlu memelihara terlalu lama.
3. PEMBERIAN PAKAN IKAN NILA
Pada karamba sungai dengan memakai ukuran pakan yang lebih kecil jika dibandingkan dengan kolam, sehingga ikan akan berkumpul dengan padat dalam karamba, pakan cukup diberikan dari “pintu” karamba di permukaan. Yang harus dilakukan adalah pemberian pakan tidak bisa banyak sekaligus karena pakan yang tidak langsung dimakan oleh ikan akan terbawa arus sungai keluar dari karamba. Pakan yang digunakan untuk ikan dalam karamba biasanya adalah pakan tenggelam.
Perlu diperhatian dalam pemberian pakan saat musim hujan dilakukan dengan cara mengurangi pakan pada ikan Nila sebanyak 50 persen dari pada biasanya sesuai persentase 3- 5% dari seluruh total bobot biomassa ikan nila secara keseluruhan. Makanan dengan pakan akan kembali dikurangi, bahkan ikan bisa diberi makan hanya 2 hari sekali.
Pada saat musim penghujan, Ikan Nila di wadah keramba di perairaan sungai sebaiknya diberikan makanan yang berkualitas baik, sehingga meskipun porsi makannya dikurangi namun bisa tetap mencukupi protein dan kebutuhan gizi ikan, dengan memperhatikan dengan 5 T yaitu Tepat Jenis, Tepat kualitas, Tepat ukuran, Tepat cara dan Tepat waktu.
4. PEMBERIAN PROBIOTIK
Dengen cara menambahan probiotik kedalam pakan ikan pada saat musim hujan sesuai takaran dosisnya mampu telah meningkatkan jumlah populasi bakteri positif jika dibandingkan dengan tidak dilakukan lainnya yaitu tanpa meggunakan probiotik, sehingga diduga dapat menimbulkan adanya aktivitas enzim dalam pencernaan dan kecernaan pada pakan telah meningkat. Permasalahan para pembudidaya ikan nila yaitu disebabkan oleh adanya saat musim penghujan yang membawa penyakit akan menyerang pada ikan, sehingga kendala ini dapat ditanggulangi dengan penambahan probiotik pada pakan karena mampu meningkatkan imunitas bagi ikan nila yang dibudidayakan. Aplikasi probiotik dapat pula berfungsi sebagai agen biokontrol untuk mengurangi serangan penyakit.
Pemberian probiotik bisa di gunakan dengan cara mencampurkan probiotik biofish yang kandungan terdiri dari berbagai macam menambahkan herbal seperti temulawak, kunyit, asam jawa, dll. Fungsi juga pencegahan terkena penyakit. Penggunaan probiotik biofish bisa dilakukan dengan cara ampurkan 5 tutup botol ukuran 1 liter, dengan 1 sendok gula aduk rata dalam 1 liter air setelah itu, kocorkan atau rendam 4-8 kg pakan apung atau tenggelam didiamkan selama 100 menit atau 1 jam 40 menit.
5. PEMBERIAN GARAM
Perubahan keasaman pada air sungai dampak sebagian besar dipengaruhi oleh air hujan yang masuk ke dalam sugai (perairaan umum). Air hujan yang mengadung asam diakibatkan polusi udara yang berasal di kota-kota besar biasanya telah terkontaminasi dengan berbagai macam gas sehingga sifatnya menjadi lebih asam dibandingkan dengan perairan di sungai.
Dengan pemberian Garam sebaiknya hanya mengandung senyawa NaCl, Garam juga banyak manfaatnya untuk kesehatan ikan, penggunaan garam ikan cukup membantu dalam mengatasi berbagai permasalahan terkait air sungai. Penggunaan garam dapat mengendalikan parasit, garam krosok juga untuk mencegah serangan bakteri, garam imengendalikan jamur, garam mengurangi keasaman air hujan, membersihkan kotoran pada ikan, dan mengurangi stress saat pemindahan, penyortiran, mengendalikan masalah insang serta membantu saat kadar oksigen menurun. Aplikasi dalam pemakaian garam ditempatkan dalam wadah sekitar 0,1% dosis kadar garam dalam 10000 liter air sungai, diberi wadah plastik dan di beri lubang hingga dilarut dalam air sungai.
DAFTAR PUSTAKA:
Aqua Trobus, 2015. budidaya Ikan di Keramba Sungai. diakses melalui http://trobosaqua.com/detail-berita/2015/01/15/17/5532/budidaya-ikan-di-keramba-sungai pada Tanggal 12 Januari 2022.
Ari, Muhammad Irfan dan Yuliana D.K. Nedabang. Pembesaran Nila Dengan Menggunakan Probiotik. Warta Iktiologi Vol 3(2) November 2019: 22-28. Jurusan Penyuluhan Perikanan, Sekolah Tinggi Perikanan. Bogor. Jawa Barat
0 Komentar