A.
PENDAHULUAN
Salah satu
hambatan dalam bisnis budidaya ikan adalah tingkat daya tahan yang rendah dan
laju perkembangan ikan yang agak lamban, kondisi system budidaya yang stress,
kualitas habitat yang buruk dan manajemen pakan yang buruk. Salah satu upaya
untuk mengatasi tersebut maka perlu dilakukan yaitu agar daya tahan dan tingkat
perkembangan yang rendah adalah dengan memberikan pakan yang tepat baik ukuran,
jumlah, maupun kandungan gizi pakan. Salah satu penyebab kondisi ini adalah
pemeliharaan yang stabil. Begitu pula
dengan perawatan yang kurang baik menyebabkan laju perkembangan benih ikan
menjadi lambat. Hal ini karena pengaruh manfaat pencernaan akan mempengaruhi
daya tahan tubuh dan kecepatan perkembangan benih akan mempengaruhi terciptanya
panen/produksi ikan.
Mutu dari FCR biasanya digunakan sebagai patokan apakah
pembudidaya ikan yang diusahakan dalam pembesaran ikan memberikan hasil
menguntungkan atau bahkan sebaliknya merugikan bagi pelaku utama, metode dalam
budidaya memegang peranan sangat terpenting dalam menentukan ukuran FCR.
Beberapa kesalahan teknis ini diyakini bertanggung jawab atas peningkatan FCR
dalam membudidaya ikan.
Kontrol pakan
yang tepat akan berperan dalam pertumbuhan yang paling cocok dari komoditas
ikan yang dipelihara, FCR rendah, di dasar kolam, maupun keramba di dasar
sungai yang airnya sehat, kualitas air
stabil, dan menurunkan biaya produksi. Harga rasio konversi pakan (FCR)
merupakan tercermin dari pengelolaan pakan yang tepat dan ramah lingkungan.
Budidaya ikan yang ekstensif dengan ukuran FCR biasanya 1,4, ini berarti bahwa
1,4 kg pakan basah menghasilkan 1 kg udang berat basah. Harga FCR maksimum yang
didambakan dengan menggunakan pembudidaya adalah 1.1-1.2.
Kemampuan untuk
mengefisiensi jumlah pakan yang menjadi bobot cara menghasilkan
pendapatan/keuntungan yang besar. FCR juga merupakan patokan dari kualitas
pakan yang memuaskan, kapasitas pelaku utama pembudiya ikan untuk mengelola
pakan dan kesehatan ikan, di samping efisiensi harga yang digunakan untuk
pakan. Penurunan FCR, penurunan biaya pakan yang dikeluarkan untuk menghasilkan
1kg daging. Secara lebih luas, pencapaian kinerja pakan dapat berimplikasi pada
kinerja sistem budidaya serta kapasitas efisiensi biologis yang terkait dengan
dampak lingkungan.
FCR (Food
Conversion Ratio) ialah rasio antara berat pakan yang telah disebarkan kepada
komoditas ikan tertentu dalam siklus periode tertentu dengan berat absolut
(biomassa) yang di produksinya. Beratnya pakan yang digunakan merupakan akibat
dari menebar benih dari awal budidaya hingga panen. FCR dicirikan sebagai
estimasii, praktis apakah komoditas ikan
yang dipelihara dapat mengubah umpan/pakan
menjadi bobot ikan.
B.
PENYEBAB FCR TINGGI
Efisiensi pakan
dapat diketahui jika memperhatikan beberapa unsur, antara lain pengambilan
sampel komoditas ikan yang dipelihara menggunakan anco setiap hari dengan
menggunakan pembudidaya. Nilai FCR yang berlebihan dapat disebabkan oleh
hal-hal berikut:
1.
Suhu Kolam Tinggi.
suhu tinggi
membuat metabolisme dalam tubuh ikan
meningkat. Suhu air yang berlebihan merangsang pendekatan metabolisme yang
lebih cepat dan meningkatkan harga asupan pakan. Komoditas ikan tawar yang
dipelihara akan memakan lebih banyak, tetapi sayangnya hanya sedikit yang diserap oleh tubuh ikan. Ketidaksesuaian
pakan dengan jenis komoditas.
2.
Pemberian Pakan Harus
Disesuaikan Dengan Jenis Komoditas ikan.
Sebagai contoh,
seperti pada ikan air tawar, ikan nila membutuhkan kandungan protein yang lebih
tinggi daripada ikan patin, namun biasanya pakan dengan kadar protein yang
berlebihan juga dilakukan pada ikan patin. Pemberian pakan ikan patin
berprotein tinggi dapat mengakibatkan penurunan kualitas air budidaya karena
pakan tidak selalu dimakan oleh ikan mas. pemilihan pakan dengan bahan
kandungan protein di bawah 30% cukup ideal untuk digunakan dalam budidaya ikan
patin, dimana kebutuhan protein ikan patin terpenuhi dan tidak mencemari
lingkungan sekitar.
3.
Memberi Pakan Berlebihan
Overfeeding
pasti akan meningkatkan biaya FCR. Pada kenyataannya, paling efektif sekitar 85%
dari pakan diserap dengan oleh ikan,
sementara alternatif 15% mengendap di bagian dasar kolam bawah air. Sama
halnya dengan meningkatkan FCR, pemberian pakan yang berlebihan juga
menyebabkan sisa pakan di perairan yang mungkin beracun dan menyebabkan penyakit.
4.
Arus Air Cepat
Air arus terlalu
cepat yang dihasilkan oleh kincir angin di kolam akan mengurangi kinerja pakan
karena pakan dibawa dengan menggunakan teknologi mutakhir sehingga menjadi
sulit didapat dan tidak selalu dimakan oleh ikan. arus air yang berlebihan ini
bisa timbul karena penempatan kincir/aerator yang salah. Pemberian pakan secara
konvensional dengan cara mengelilingi kolam dan mematikan sebagian kincir dapat
menjadi salah satu cara untuk mencegah arus air yang berlebihan. kehilangan aerasi
Oksigen merupakan aspek penting dalam teknik fisiologis dan metabolisme.
Penambahan aerasi bertujuan untuk meningkatkan kadar oksigen terlarut di dalam
kolam. Sehingga ikan untuk membantu efisiensi pakan.
C.
KUALITAS FCR YANG IDEAL
Nilai FCR antar
spesies dan ukuran ikan berfluktuasi. FCR keseluruhan untuk udang adalah antara
1,2 - 1,5. Semakin rendah harga FCR, semakin besar manfaat yang diperoleh. Pada
ikan, FCR yang layak adalah antara 1,5-2. FCR tidak disarankan untuk melampaui 2, untuk kecukupan dan keekonomisan budidaya ikan. Pada ikan lele atau nila FCR
bisa mencapai 1,8 atau lebih rendah. Sedangkan untuk ikan lele, nilai
transformasi pakan adalah 1,0-1,2. Nilai FCR bisa di bawah 1, dengan asumsi
ikan dalam kolam yang berisi banyak makanan normal. Ikan bisa makan baik dari
alam maupun pelet.
Bagaimanapun,
sangat sulit untuk mencapai FCR < 1 karena ikan juga perlu melibatkan pakan
untuk pencernaan, penyerapan, pernapasan, rangsangan panas, osmoregulasi,
energi, dan latihan kehidupan lainnya. FCR akan berfluktuasi berdasarkan
spesies, ukuran, aktifitas ikan, parameter lingkungan, dan sistem budidaya.
. Rumus FCR
FCR = (Total
pakan yang diberikan (kg))/(Total bobot ikan (kg))
Metode untuk
melatih perhitungan FCR
Menjelang akhir
budidaya ikan lele waktu diperlukan panen, saat diperoleh bobot terakhir 200
kg. Selama jangka waktu pembesaran, menghabiskan 280 kg pakan.
Berapa banyak
pakan yang digunakan untuk membuat 1 kg daging ikan yang diproduksi/panen?
FCR = (Total
pakan yang diberikan (kg))/(Total bobot ikan (kg))
FCR=
280kg/200kg
FCR = 1,4
b. jika setiap
kg pakan dijual seharga Rp.10.000/kg, berapa biaya produksi untuk menghasilkan
1kg daging ikan?
Biaya pakan = jumlah pakan untuk
menghasilkan 1kg daging (FCR) x harga pakan
= 1,4kg x Rp.10.000
= Rp. 14.000
Kaitan FCR dan
biaya produksi antara FCR, kualitas pakan, dan biaya produksi sangat berkaitan.
D.
MANEJEMEN RASIO KONVERSI PAKAN
Dalam budidaya
ikan, khususnya ikan air tawar, Feed Conversion Ratio (FCR) merupakan salah
satu kunci keberhasilan budidaya ikan. Jika Anda dapat mengurangi FCR, biaya
operasional Anda akan lebih ringan dan peternak akan mendapatkan keuntungan
yang lebih tinggi. Untuk mendapatkan harga FCR yang rendah, beberapa faktor
yang harus dipikirkan.
1.
Kandungan mutu pakan sesuai
dengan kebutuhan ikan
Jika kondisi ini
saja tidak dapat dipenuhi, dapat menyebabkan peningkatan harga FCR. Dimana
salah satunya, pakan tidak dimakan sehingga dapat merugikan kualitas system
budidaya yang buruk dan mempengaruhi terjadinya penyakit.
2. Kandungan
Mutu Nutrisi Pakan
Kandungan dari
sumber pakan ikan tak ideal akan
mengalami perkembangannya terhambat. Faktor lainnya adalah strategi
pemeliharaan, yang juga secara signifikan mempengaruhi nilai FCR. Dengan asumsi
pemeliharaan ikan umumnya dikendalikan melalui anco, maka prakiraan
pemeliharaan ikan dapat dilakukan untuk mendapatkan FCR yang rendah. Dengan penggunaan mesin autofeeder juga dapat
mengurangi harga FCR. Karena, dengan mesin ini,
3. Ahli/teknisi
dalam pembudidaya ikan.
Dimana seorang
ahli bagi dalam membudidaya ikan berperan dalam mengarahkan dan mengamati
informasi atau menjaga interaksi. Seorang ahli yang baik akan terus memeriksa
menggunakan anco dalam waktu tertentu, dan dapat memperkirakan kapan pakan ikan
dapat ditambah atau dikurangi. pelaku utama dari pembudidaya masalah khusus
yang terampil diperlukan dalam melengkapi pola
pemeliharaan di kolam ikan. Nilai FCR yang rendah, pembudidaya utama
harus memahami para ahli tentang keadaan ekologi danau, kondisi ikan, dan
kondisi air di kolam sehingga jaminan pemeliharaan dapat dilakukan dengan
akurat. Angka FCR juga bisa menjadi petunjuk bahwa pelaksanaan feed yang
dilakukan para eksekutif oleh para profesional itu benar atau tidak. Jika
esteem FCR tinggi dan tidak sesuai dengan figur ciptaan, maka pada saat itu
bisa terjadi kesalahan dalam pemeliharaan. Untuk sementara, dengan asumsi FCR
ideal mencapai 1,2 - 1,4, ini mengisaratkan manajemen pakan bekerja dengan
baik.
4.
Feed Aditif
Penambahan untuk
menyerapnya nutrisi pakan untuk menekan FCR yang mempengaruhi produktivitas,
juga dikenal sebagai penurunan biaya produksi. Salah satunya yang banyak
dilakukan oleh pembudidaya ikan adalah penggunaan bahan tambah pakan dalam
pakan ikan.
Bahan Feed
Aditif adalah pembuatan bahan-bahan tertentu atau campuran bahan-bahan yang
secara teratur digunakan dalam membuat pakan ikan yang sengaja ditambahkan ke
bagian pakan ikan untuk memperluas manfaat pakan untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi ikan. penataan bahan tambah pakan sebagai salah satu Standar
Operasional Prosedur (SOP) strategi pengembangan.
Dalam metode
budidaya ikan, dengan mempertimbangkan kebutuhan pakan ikan, keadaan
perkembangan, dan biaya yang dipermasalahkan, pembudidaya ikan dapat
menyimpulkan zat tambahan pakan apa yang harus diberikan. Misalnya, untuk
pembudidaya ikan, tentu saja, penambahan bahan-bahan tertentu seperti asam
L-askorbat dan pemberian multivitamin seperti omegaprotein dimaksudkan untuk
memperkuat daya tahan tubuh ikan dan meningkatkan nafsu makan ikan.
Daftar Pustaka:
Anonim, 2018. FCR (Food Convertion Ratio / Rasio
Konversi Pakan) dalam Perikanan. diakses melalui
http://www.catatandokterikan.com/2018/10/fcr-food-convertion-ratio- rasio.html.pada
Tanggal 9 April 2022.
Waluyo Tri
Nonot, 2018. Berbagai Cara Menekan FCR. diakses melalui http://trobosaqua.com/detail-berita/2018/08/15/41/10626/nonot-tri-waluyo-berbagai- cara-menekan-fcr
pada Tanggal 9 April 2022
Zulfikar Gayuh Wildan, 2021. Berapa FCR anda?. diakses melalui https://webcache.googleusercontent.com/searchq=cache:uo4bYGBRJQJ:https://app.jala.tec h/kabar_udang/27+&cd=15&hl=id&ct=clnk&gl=id. pada Tanggal 9 April 2022.
0 Komentar