Telegrafi

6/recent/ticker-posts

KOLAM TANAH RAWA LEBAK


 

PENDAHULUAN

Budidaya ikan dilakukan di lahan rawa lebak ada perbedaan secara umumnya bila dibandingkan dengan budidaya ikan dengan kolam di lahan airnya teratur, secara teknis karena mempunyai karakteristik tanah rawa yang khusus terutama pH air yang  asam, dengan kadar COD yang rendah sehingga diperlukan dengan perlakuan khusus untuk aktivitas  budidaya ikan.  Selain dengan cara konvensional yaitu dengan membuat kolam (Kolam tanah, Kolam terpal, Kolam beton). Kolam yang terbuat berada pada lahan rawa mempunyai karateristiknya yaitu keberadaan  pematang kelilling sebagai pembatas, yang berfungsi untuk melindungi terhadap kemungkinan air luar yang kualitasnya lebih buruk yang merugikan bagi kesehatan dan kenyamanan bagi ikan yang dibudidayakan.

Mengoptimalkan potensi lahan rawa lebak, diperlukan metodologi/cara  yang tak biasa untuk meningkatkan kualitas air, khususnya untuk meningkatkan pH air yang sangat asam dan berfluktuasi, serta kimia dari tanah rawa yang sangat berbahaya menimbulkan kematian bagi ikan akibat dari minimnya pH kolam dan  air akan diambil setelah penurunan kadar oksigen yang telarut di dalam air. Keberadaan ikan lokal dan terlebih bagi ikan introduksi memerlukan pH dan kadar oksigen tertentu bagi keberlangsungan hidup, tumbuh dan berkembangbiak secara baik.

Pembudidya ikan perlu dipahami  elemen-elemen yang dibutuhkan dalam membudidayakan ikan yang dapat diupayakan kualitas, mengenai teknis operasionalnya berdasarkan sifat dan karakter ikan yang dibudidayakan. Wadah budidayanya mendukung biologis ikan, tata letak dan layout, konstruksi, desain, dan konstruksi/fasilitas pendukung. Air media hidup ikan memiliki parameter kimia, fisika dan biologis yang optimal.

Perlu diperhatikan dalam pembuatan kolam tanah rawa untuk budidaya ikan. Mulai dari menganalisis jenis tanah, kontur lahan, tata letak kolam, penggalian, pembuatan tanggul hingga pengaturan sirkulasi air, maka bahasan ini khususnya budidaya ikan kita difokuskan pada wadah budidaya berupa Kolam tanah rawa lebak.

MEMILIH LOKASI

Kolam di Rawa lebak merupakan kolam rawa non-pasang surut bersumber airnya  dari curah hujan, baik curah hujan setempat maupun curah hujan kawasan hulu, sehingga ketinggian muka air dipengaruhi oleh curah hujan tersebut. Di sisi lain, bentuk landscape kawasan rawa lebak umumnya seperti cekungan (mangkuk), terjadi variasi ketinggian genangan, antara kawasan pinggir hingga ke tengah cekungan tersebut. Kedua kondisi terjadinya variasi ketinggian genangan dan lama genangan..

Lahan rawa lebak dibagi dalam tiga tipe yaitu:

1.  Lebak dangkal/pematang, wilayah yang kedalaman  genangan antara 25-50 cm dengan lama genangan minimal 3 bulan dalam setahun. Wilayahnya hidrotopografi nisbi lebih tinggi dan merupakan wilayah paling dekat dengan tanggul sungai.

2.  Lebak tengahan, wilayah yang mempunyai tinggi genangan antara 50-100 cm dengan lama genangan 3-6 bulan dalam setahun. Wilayahnya hidrotopografi lebih rendah dari lebak dangkal dan merupakan  antara lebak dangkal dengan lebak dalam.

3. Lebak dalam, wilayah yang mempunyai tinggi genangan > 100 cm dengan lama genangan >6 bulan dalam setahun. Wilayah yang hidrotopografinya paling rendah.

Lokasi kolam didesain dan tata letak yang didukung keadaan lingkungan yang optimal. Kolam sebaiknya memiliki ruang keadaan area persawahan dan memiliki fasilitas/tempat penanganan untuk pengelolaan kualitas air dalam rangka meminimalisir efek samping yang merugikan dalam penggunaan obat pertanian sawah. Hal lain bila memungkinkan adalah dengan melakukan pengaturan jadwal tebar/pemeliharaan ikan yang sesuai terhadap jadwal penggunaan obat pertanian sawah (pestisida, insektisida, herbisida). Pengaruh akutnya bila kita kurang memperhatikan hal ini adalah dengan meningginya resiko mortalitas/kematian bagi benih ikan yang dibudidayakan, atau adanya potensi kandungan residu pada ikan bila kita konsumsi sebagai bahan pangan.

Perlu diperhatikan mempengaruhi keberhasilan usaha budidaya secara non teknis budidaya, yang berkaitan dengan lokasi budidaya adalah sebagai berikut:

Ø Lokasi budidaya dalam pengawasan secara keamanan ikan yang dibudidaya baik dari hama binatang dan pencurian dapat diminimalisir;

Ø Lokasi budidaya sebaiknya mudah dalam mengawasi terjdinya fluktuasi perubahan mutu air baku/air suplai terutama bagi budidaya yang kualitasnya lebih rendah daripada air di dalam kolam. Diperlukan pengaturan kapan waktu yang tepat saluran air masuk/inlet dibuka sebagai upaya sirkulasi air atau menambah volume air, dan harus ditutup begitu air ‘bangai’ datang; dan

Ø Lokasi budidaya sebaiknya memiliki kemudahan akses terhadap pasar.

 KOLAM TANAH

Tahap persiapan kolam terlebih dahulu dilakukan pembersihan kolam mulai dari rumput dll, dari pematang sampai dengan bagian dalam sekeliling kolam termasuk saluran, agar tidak menjadi sarang hama. Perlindungan kolam dari hama dan carier (pembawa penyakit) dapat dilakukan dengan menyediakan pagar atau pagar net tancap disekeliling area perkolaman. Bila tidak dicegah, hama dapat memangsa ikan yang dibudidayakan, atau hama sebagai vektor penyakit menyebabkan ikan yang dibudidayakan tertular penyakit. Secara umum dalam pengelolaan kolam terlebih dahulu dilakukan pengeringan dan pengolahan tanah. Penyedotan dilakukan dengan membuang seluruh air dan lumpur feses dari pemeliharaan sebelumnya, akan tetapi sulit agar benar-benar kering karena air selalu merembes dari luar.

KONTUR LAHAN KOLAM

Kontur lahan kolam rawa yang akan diolah menjadi kolam ikan. Apakah lahan datar atau lahan miring. Kemiringan lahan menentukan metode penggalian dan pembuatan tanggul. Pada lahan miring, pengaturan pola aliran air lebih mudah. Penggalian tanah di lahan miring cukup dilakukan pada satu sisi. Kemudian tanah hasil galian digunakan untuk membuat tanggul di sisi lain, sedangkan pada lahan datar, penggalian dilakukan di semua sisi. Hasil galian dijadikan untuk membuat tanggul.

Pentingnya tanggul untuk mengendalikan tinggi air serta pintu air untuk memperlancar aliran air untuk mencegah keracunan besi dan aluminium. Tanggul dibuat mengelilingi petak kolam agar air tidak bisa bebas keluar masuk dengan tinggi tanggul harus lebih tinggi dari genangan tertinggi di perairan lahan rawa lebak, yang bisa terjadi pada puncak musim hujan. Kemudian lebar tanggul dibuat agar mampu menahan rembesan (1-1,5m).

Dengan demikian ketinggian air kolam tanah rawa kebiasan dilakukan pelaku utama perikanan, yaitu antara 2 – 3 m, sebab ikan yang dibudidayakan  menyukai perairan yang dalam dan tenang, terkait kedalaman antara 2-3 m, karena mengantisipasi air menjadi surut saat terjadi musim kemarau, sedangkan jangka waktu panen ikan Komoditas ikan patin sekitar 6-9 bulan.

DASAR KOLAM TANAH RAWA LEBAK

Dasar kolam rawa untuk budidaya ikan ini dibuat miring ke arah pembuangan air, kemiringan dasar kolam berkisar antara 1-2% yang artinya dalam setiap seratus meter panjang dasar kolam ada perbedaan tinggi sepanjang 1-2 meter.

Cara pengukuran untuk mengetahui kemiringan dasar kolam dengan menggunakan selang air yang kecil. Pada masing-masing ujung pintu pemasukan dan pintu pengeluaran air ditempatkan sebatang kayu yang sudah diberi ukuran, yang paling baik meteran, kemudian selang kecil yang telah berisi air direntangkan dan ditempatkan, kayu atau meteran. Perbedaan tinggi air pada ujung-ujung selang itu menunjukkan perbedaan tinggi tanah/ kemiringan dasar kolam.

INLET DAN OUTLET AIR KOLAM

Pintu pemasukkan dan pengeluaran air sangat penting untuk kolam rawa lebak, terjadinya sirkulasi air lancar. Secara tradisional, pemasukkan dalam pengisian Air Kolam dengan Sistem pipa peralon atau pengeluaran air dapat terbuat dari pipa PVC. Pintu pemasukkan air diletakkan menembus pada bagian atas pematang kolam, sedangkan pintu pengeluaran air terletak didasar kolam dan sejajar dengan dasar kemalir, menembus pematang kolam sampai kebagian luar kolam. Setiap pintu air ini dilengkapi dengan saringan yang terbuat dari anyaman bambu. Saringan ini berfungsi untuk mencegah masuknya sampah atau ikan lain kedalam kolam atau mencegah keluar ikan yang sedang dipelihara. Setiap saat pintu ini harus diperiksa agar jangan sampai tersumbat oleh kotoran.

DAFTAR PUSTAKA:

Supriatna Ann, 2018. Wadah Budidaya Perikanan: Kolam Tanah. diakses melalui https://www.lalaukan.com/2017/01/wadah-budidaya-perikanan-kolam-tanah.html pada tanggal 10 Januari 2022

Yusuf Annisa Wahida Dkk, 2020.  Budidaya Ikan Di Lahan Rawa Pasang Surut, Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.  

INFORMASI LEBIH LANJUT DIDAPAT

Kelompok Jabatan Fungsional (KJF

Dinas Perikanan Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Jl. Sukmaraga NO. 062. Telp (0527) 61636 Fax

(0527) 61514

Contact Person:

TEGUH MARTADINATA

email: marta1di2nata@gmail.com

Posting Komentar

0 Komentar